Bagaimana cara menggunakan viral marketing dengan benar, dan kasus mana yang bisa disebut paling sukses?
Pemasaran viral adalah alat yang, jika digunakan dengan benar, dapat memberikan perluasan audiens dan kesadaran yang signifikan kepada suatu merek dengan biaya minimal.
Namun, viral marketing memerlukan perencanaan dan pemahaman yang cermat terhadap target audiens. Tidak semua kampanye bisa menjadi viral, dan upaya “keras” untuk membuat konten viral mungkin tidak akan efektif tanpa pemahaman mendalam tentang apa yang benar-benar menarik dan menyentuh audiens Anda. Efektivitas pemasaran viral juga bergantung pada kemampuan merek untuk merespons umpan balik audiens dengan cepat dan mempertahankan minat terhadap kampanye sepanjang hidupnya.
Salah satu kriteria utama kesuksesan adalah ketulusan dan orisinalitas. Pengguna menghargai pendekatan yang autentik dan jujur, sehingga konten viral tidak hanya harus menarik, namun juga jujur terhadap merek dan nilai-nilainya. Selain itu, penting untuk mengingat keseimbangan antara konten hiburan dan informasi: konten viral tidak hanya harus menarik perhatian, tetapi juga memberi informasi kepada audiens tentang merek, produk, atau layanannya.
Saya akan menyoroti beberapa contoh pemasaran yang sukses, menurut saya, yang paling mencolok:
1. Iklan “The Man Your Man Could Smell Like” dari Old Spice
Video yang diluncurkan pada tahun 2010 ini dengan cepat menjadi viral berkat humor orisinalnya, pendekatan yang tidak konvensional, dan aktor karismatik Isaiah Mustafa. Video tersebut didistribusikan secara aktif oleh pengguna di jejaring sosial, yang menyebabkan peningkatan signifikan dalam penjualan produk Old Spice. Faktor kunci keberhasilannya adalah perusahaan mampu melampaui periklanan tradisional, menawarkan kepada penonton tidak hanya iklan, namun juga hiburan nyata yang ingin mereka bagikan dengan teman-teman.
2. Video “Apakah Akan Tercampur?” oleh Blendtec
Pendiri perusahaan ini adalah Tom Dixon, yang menggunakan ide sederhana namun cerdik untuk menunjukkan kekuatan blendernya. Dalam serangkaian videonya, ia merobek-robek barang mulai dari buah-buahan hingga perangkat elektronik seperti smartphone dan tablet. Video-video ini menjadi sangat populer secara online, menarik perhatian merek dan menampilkan produknya dengan cara yang unik dan lucu.
3. Kampanye iklan “Sketsa Kecantikan Nyata” Dove
Kampanye tersebut menampilkan perempuan yang menggambarkan penampilan mereka kepada seniman forensik yang tidak dapat melihat wajah mereka, dan kemudian meminta orang asing melakukan hal yang sama. Hasil yang ditampilkan dalam video tersebut menunjukkan bahwa perempuan sering kali menilai dirinya terlalu kritis. Video tersebut dengan cepat menjadi viral, menyebabkan kemarahan publik yang luas dan mengangkat topik penting tentang persepsi diri dan kecantikan batin.
4. Strategi Dropbox
Untuk merangsang penyebaran layanannya, Dropbox menawarkan program insentif kepada pengguna: untuk setiap pengguna baru yang diundang melalui tautan rujukan, baik pengguna pengundang maupun pengguna baru menerima tambahan ruang penyimpanan cloud sebesar 500 MB. Pendekatan ini menciptakan manfaat bagi kedua belah pihak dan meluncurkan rangkaian rekomendasi yang viral.
Yang membuat metode ini istimewa adalah ruang cloud ekstra yang ditawarkan Dropbox sebagai bonus memberikan nilai yang signifikan bagi pengguna. Pada saat yang sama, dari sudut pandang perusahaan, biaya penyediaan ruang tambahan relatif rendah dan semakin berkurang seiring berjalannya waktu karena turunnya biaya penyimpanan data. Dengan demikian, Dropbox tidak hanya mampu memperluas basis penggunanya secara signifikan, namun juga melakukannya dengan biaya minimal. Saat ini 500 MB mungkin tampak seperti jumlah yang kecil, namun pada saat itu tawaran ini sangat menarik bagi sebagian besar pengguna.