Mobbing adalah masalah serius dalam masyarakat modern. Ini adalah perilaku yang dengan sengaja membahayakan kesehatan mental atau fisik seseorang melalui pelecehan, penghinaan, atau isolasi yang sistematis.
Mobbing bisa terjadi di berbagai kelompok dan tim, namun sebagian besar korbannya adalah karyawan perusahaan atau siswa di lembaga pendidikan. Perilaku seperti itu dapat terwujud baik oleh individu maupun oleh kelompok yang terorganisir. Dalam hal ini, mobbing paling sering dimulai dengan lelucon yang tidak bersahabat, penghinaan atau stigmatisasi terhadap korban, dan secara bertahap berubah menjadi bentuk yang lebih agresif.
Penting untuk dipahami bahwa mobbing bukanlah konflik acak atau perselisihan sederhana, melainkan tindakan sistematis jangka panjang yang bertujuan menghancurkan kepribadian dan harga diri. Bentuknya bisa bermacam-macam, termasuk serangan, pengungkapan informasi, isolasi, intimidasi, dan bahkan kekerasan.
Tahapan pengeroyokan
Proses pengembangan mobbing dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
- Tahap pertama adalah persiapan, ketika penindasan mulai mendapatkan momentum. Pada tahap ini, berbagai alasan untuk melakukan mobbing dapat diidentifikasi, termasuk rasa iri, keinginan untuk mengontrol orang lain, atau bahkan masalah pribadi dari pelaku intimidasi itu sendiri. Pertama, tanda peringatan muncul ketika korban menjadi objek perhatian kelompok penyerang.
- Tahap kedua adalah munculnya perundungan, ketika korban sudah menyadari dengan jelas situasinya dan berusaha membela diri atau mencari bantuan. Diskriminasi atau pengucilan kemudian terjadi ketika korban dirugikan atau diabaikan.
- Pada tahap ketiga – krisis – pengeroyokan mengambil bentuknya yang paling ekstrim, menyebabkan dampak negatif yang serius pada kesehatan mental dan fisik korban. Setelah itu, aktivitas kekerasan semakin intensif, yang diwujudkan dalam bentuk agresi fisik atau verbal.
- Akhirnya, tahap mobbing kronis tercapai, ketika penindasan menjadi hal yang biasa dan sering kali menimbulkan konsekuensi serius bagi korbannya.
Di kelompok orang manakah mobbing berkembang?
Mobbing bisa terjadi pada berbagai kalangan dan kelompok, namun korbannya sebagian besar adalah pegawai perusahaan atau pelajar di lembaga pendidikan. Perilaku seperti itu dapat terwujud baik oleh individu maupun oleh kelompok yang terorganisir.
Dalam hal ini, mobbing paling sering dimulai dengan lelucon yang tidak bersahabat, penghinaan atau stigmatisasi terhadap korban, dan secara bertahap berubah menjadi bentuk yang lebih agresif.
Melawan pengeroyokan
Resistensi terhadap mobbing sangat penting untuk menjaga kenyamanan psikologis dan pengembangan profesional. Ada beberapa cara untuk mengatasi fenomena ini.
- Anda perlu menyadari bahwa yang terjadi adalah mobbing, dan bukan kegagalan pribadi.
- Tetap tenang: jangan berdebat dengan penyerang, jaga harga diri Anda.
- Hubungi supervisor atau manajemen Anda. Ciptakan lingkungan yang mendukung, baik di dalam maupun di luar tim. Ini bisa berupa tim kolega yang simpatik, dukungan manajemen, atau bahkan bantuan profesional dari psikolog.
- Dokumen: Menyimpan catatan insiden yang terjadi, termasuk tanggal, waktu, lokasi dan deskripsi peristiwa, jenis manifestasi mobbing.
- Kumpulkan bukti penindasan untuk mendapatkan dasar tindakan hukum. Kumpulkan data objektif untuk menginformasikan keluhan atau menyelesaikan masalah di masa mendatang.
- Tetap percaya diri, ini akan memberi Anda motivasi untuk terus maju.
Pencegahan dan profilaksis
Mencegah dan mencegah mobbing juga penting. Pengusaha dan lembaga pendidikan harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dimana mobbing tidak akan ditoleransi.
- Perlu mempelajari kepribadian kandidat dan karyawan, dengan menggunakan bantuan spesialis.
- Selenggarakan kelas atau pelatihan tentang komunikasi, konflik, kepekaan dan empati untuk meningkatkan kesadaran akan masalah mobbing dan belajar mengenali tanda-tandanya.
- Kebijakan yang tidak menoleransi aksi mobbing juga harus dikembangkan dan pelakunya harus dihukum berat.
- Melakukan tindakan preventif yang bertujuan untuk mengembangkan toleransi dan budaya saling menghormati dalam tim.
- Memimpin dengan memberi contoh. Bagaimanapun, seorang bawahan seringkali merupakan cerminan dari pemimpinnya. Pantau perilaku untuk pencegahan tepat waktu.