Dalam dunia bisnis, tim yang efektif ibarat mata rantai yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Tapi bagaimana Anda bisa menciptakan tim seperti itu, berdasarkan tujuan dan kepercayaan yang sama, menyatukannya dan mencapai hasil yang luar biasa?
Apa yang dimaksud dengan tim dalam bisnis?
Pertama-tama, ini adalah kelompok sosial yang di dalamnya terdapat tujuan bersama yang jelas, dan kemampuan setiap orang saling melengkapi. Contoh yang mencolok: tim olahraga, di mana setiap orang memiliki perannya masing-masing yang bertujuan untuk memecahkan masalah bersama.
Belakangan ini, konsep “tim” sering digunakan dalam bisnis, namun sangat jarang yang menciptakannya. Lebih sering dalam praktiknya seseorang dapat mengamati “kelompok kerja”. Apa bedanya?
Dalam suatu kelompok kerja, pemimpinnya adalah satu orang. Dalam sebuah tim, fungsi kepemimpinan didistribusikan di antara para anggota.
Peneliti D. Smith dan J. Katzenbach yakin bahwa membangun tim yang nyata tidak selalu sepadan, tetapi hanya dalam kondisi berikut:
- perlunya produk kolektif yang tercipta sebagai hasil kegiatan bersama para peserta;
- peluang untuk berbagi fungsi kepemimpinan antar peserta;
- perlunya tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi tanggung jawab kolektif.
Smith dan Katzenbach menarik kesimpulannya dari berbagai penelitian di berbagai organisasi.
Contoh utama adalah Tim Intermodal Burlington Northern. Setelah deregulasi transportasi kereta api, mereka menciptakan bisnis transportasi antar moda (menggunakan moda transportasi berbeda untuk mengirimkan barang lebih cepat dan lebih murah).
Perusahaan menghadapi kesulitan karena kacaunya lokasi cabang di seluruh negeri. Tujuh orang membentuk tim yang terdiri dari 45 karyawan di dalam perusahaan, menetapkan tujuan untuk mengubah operasi, dan mencapai kesuksesan.
Kisah Tim Intermodal Burlington Northern menunjukkan bagaimana kerja sama tim memungkinkan perusahaan mencapai pendapatan miliaran meskipun keadaan eksternal sulit.
Seperti apa seharusnya “tim impian”?
Secara teori, mencapai efisiensi di tempat kerja itu sederhana – Anda hanya perlu menentukan tujuan bersama dan membagi tugas antar peserta. Namun dalam praktiknya hal ini ternyata jauh lebih sulit karena perbedaan kualitas pribadi, pandangan, karakter dan gaya kerja setiap orang.
Yang menjadi ciri tim sesungguhnya:
- Diskusi terbuka tentang masalah umum;
- Definisi aturan dasar oleh seluruh peserta;
- Koherensi dalam pekerjaan – setiap orang memainkan perannya dan memengaruhi pengoperasian keseluruhan sistem;
- Kesetaraan;
- Keterbukaan dan kepercayaan;
- Pembelajaran kolaboratif, yang melibatkan dorongan dan pengakuan atas kesalahan, bukan kompetisi;
- Merencanakan tugas dan proses;
- Analisis – pemeriksaan rutin untuk memastikan semangat tim tetap terjaga.
Tim dapat dibentuk hanya untuk sementara, untuk memecahkan masalah tertentu, atau bersifat jangka panjang.
Dalam kasus kedua, hubungan biasanya terjalin dengan baik, sehingga memungkinkan para peserta untuk bekerja secara efektif. Pada saat yang sama, tim jangka panjang mungkin menjadi lelah, menolak perubahan, atau menarik diri. Misalnya, ketika karyawan yakin bahwa hanya pemimpin yang menjamin efektivitas. Dan ketika pemimpin seperti itu pergi, yang lain tidak dapat memberikan hasil.
Cara membuat tim yang efektif: petunjuk untuk wirausaha
Untuk menciptakan tim yang stabil, berkelanjutan, dan produktif di mana karyawan merasa nyaman dan ingin tetap bersama perusahaan, penting untuk meluangkan cukup waktu untuk membangun hubungan dalam grup. Bagaimana cara melakukannya?
1. Ciptakan suasana yang mendukung
Ini adalah lingkungan kerja di mana setiap orang merasa dihargai dan dilibatkan. Dengarkan para ahli, dorong ide-ide baru dan secara aktif “mendorong” saling mendukung antar karyawan.
Menumbuhkan budaya dialog terbuka di mana setiap orang dapat berbicara tanpa takut diabaikan. Pertemuan rutin, baik formal maupun informal, sangat membantu dalam hal ini: mulai dari makan siang perusahaan hingga acara team building.
2. Tetapkan peran dan harapan
Pastikan setiap anggota tim memahami dengan tepat tugas mereka dan apa yang diharapkan dari mereka. Hal ini akan meminimalkan risiko konflik.
3. Memberikan kondisi kerja dan peluang untuk pengembangan profesional
Ini bisa berupa pelatihan, promosi, prospek karir, insentif. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualifikasi, tetapi juga memperkuat loyalitas karyawan: mereka melihat peluang untuk berkembang dalam perusahaan.
Memastikan gaji, tunjangan, dan bonus karyawan memenuhi atau melampaui standar industri.
4. Terapkan sistem umpan balik
Secara teratur mengumpulkan umpan balik dari karyawan tentang kinerja, lingkungan kerja, dan manajemen mereka. Gunakan informasi ini untuk terus meningkatkan kondisi kerja Anda.
5. Pertahankan keseimbangan kehidupan kerja
Mendorong karyawan untuk bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan mereka dengan menawarkan kesempatan untuk liburan rutin, melakukan hobi, dll.
Kesalahan apa yang dilakukan pengusaha saat membentuk tim?
Inefisiensi dapat menyebabkan perusahaan melewatkan tenggat waktu, kualitas produk yang buruk, tingginya pergantian staf, kelelahan karyawan, dan masalah lainnya.
Faktor lain apa yang mempengaruhi kualitas dan koherensi kerja tim?
Keyakinan bahwa jika seseorang bekerja dengan baik dalam satu peran, dia juga akan efektif dalam peran lainnya
Posisi yang berbeda memerlukan keterampilan dan kualitas yang berbeda. Mempromosikan seorang karyawan hanya berdasarkan pencapaiannya saat ini tanpa menganalisis persyaratan peran baru menyebabkan fakta bahwa karyawan tersebut kehilangan motivasi dan produktivitas menurun.
Keinginan untuk memilih personel tanpa mempertimbangkan apakah dia cocok untuk peran tertentu dalam tim atau tidak
Penting untuk mempertimbangkan keterampilan profesional karyawan dan bagaimana dia akan menyesuaikan diri dengan tim perusahaan.
Pemilihan orang yang cocok temperamennya untuk manajemen atau kepemimpinan
Terkadang manajer cenderung memilih karyawan yang mereka sukai secara pribadi dan memiliki keyakinan dan karakter yang mirip dengan mereka. Hal ini sering mengakibatkan bakat yang sangat berharga terabaikan.
Menghindari orang-orang yang mengganggu
Kerja tim menuntut dari setiap peserta tidak hanya profesionalisme dan kemampuan menjalankan fungsinya, tetapi juga kemauan untuk bekerja sama, pemecahan masalah secara kolektif dan interaksi yang konstruktif.
Artinya, setiap anggota tim bersedia mengesampingkan keegoisan mereka dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama, bahkan jika hal ini memerlukan langkah menuju orang lain.
Bagaimana cara menyelesaikan konflik kerja?
Ketika orang-orang berbeda berkumpul dalam satu kelompok, konflik tidak bisa dihindari. Setiap orang memiliki pengalaman uniknya sendiri, mengambil keputusan dengan mempertimbangkan sikap internal dan melalui prisma keyakinannya. Penting untuk mampu menyelesaikan kontradiksi agar hubungan antar manusia semakin kuat. Bagaimana cara melakukannya?
Ruang untuk berdialog
Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman di perusahaan di mana setiap orang dapat mengungkapkan perasaan dan pikirannya tanpa takut dihakimi. Ini bisa berupa percakapan pribadi atau pertemuan umum, di mana setiap orang berbagi visi mereka tentang situasi tersebut.
Mediasi
Terkadang ada baiknya untuk melibatkan pihak ketiga yang netral ke dalam situasi yang dapat membantu menyelesaikan konflik dengan cara yang tidak memihak. Mediator membantu para pihak untuk mendengar satu sama lain dan menemukan solusi yang cocok untuk semua orang.
Tujuan umum dan rencana tindakan
Pada puncak konflik, orang cenderung mengambil keputusan secara gegabah di saat-saat yang genting. Pada saat ini, penting untuk mengingat tujuan pekerjaan yang sedang dilakukan, melihat masalah dari sudut yang berbeda dan menemukan solusi kompromi.
Setelah membahas konflik, penting untuk menentukan langkah mana yang bisa diambil dalam menyelesaikan masalah yang muncul.
Penting bagi seorang pemimpin untuk memberikan contoh kepemimpinan dan kepedulian terhadap bawahannya. Kemampuan mengelola konflik membantu menjaga suasana positif dan memperkuat hubungan dalam tim.
Semangat tim adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang; tidak diajarkan dalam kursus khusus. Lahir dari interaksi antar manusia, dari kesamaan tujuan dan kepentingan, dari perhatian dan kepedulian satu sama lain.